L'Efforts est ma force

Ria Yuni Astika. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Resep Wedang Jahe Bakar Teh Rempah Madu

Minuman ini memberikan sensasi hangat, mengembalikan kesegaran, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Bahan :
1 liter air
5 kantung teh celup
200 ml madu
7 batang serai
50 gr jahe, bakar, kupas, memarkan (jangan sampai hancur)
2 buah jeruk lemon, potong tipis
1. Rebus air hingga mendidih, masukkan jahe dan serai, tutup agar uapnya tidak keluar. Masak dengan api kecil selama 15 menit, matikan api.
2. Masukkan teh celup, biarkan selama 7-10 menit.
3. Pindahkan air wedang ke wadah yang lain sambil disaring, masukkan madu dan potongan jeruk lemon. Sajikan hangat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

penelitian Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan MSPM Di RSUDZA Banda Aceh



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan maju indonesia sehat adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan  masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan sehat dan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan derajat yang optimal adalah dengan cara meningkatkan upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (RS) (Depkes, 2010).
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis akan mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat. Penyelenggaraan makanan yang higienis dan sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan makanan di rumah sakit karena pelayanan makanan rumah sakit diperuntukkan untuk orang sakit dengan ancaman penyebaran kuman pathogen yang tinggi. Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh penjamah makanan  dapat  menimbulkan  dampak  negatif  seperti  penyakit  dan  keracunan akibat  bahan  kimia,  mikroorganisme,  serta  dapat  pula menimbulkan alergi (Adam, 2011).
Rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep Perpectif  mutu total (Perpectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan penilaian terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu senjata untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang. Kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasaan pasien dan dengan sendirinya akan menimbulkan citra rumah sakit tersebut (Wikipedia, 2010).
penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Depkes, 2010).
Pramusaji adalah orang yang bertugas atau bekerja dalam bidang penyajian makanan dan minuman. Namun dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, pramusaji tidak hanya bertugas menyajikan makanan dan minuman kepada konsumen atau pasien di rumah sakit. Seorang pramusaji harus memiliki ketrampilan untuk menawarkan makanan dan minuman dan menjual produk tersebut sehingga menciptakan suatu produk bagi perusahaan. Barometer pengukur berhasil atau tidaknya pramusaji dalam melaksanakan tugasnya adalah kepuasan dari tamu yang dilanyan terhadap produk makanan dan minuman (Fera, 2009).
Pramusaji dalam dunia pelayanan jasa makanan dan minuman berfungsi sebagai aset ataupun obligasi yang loyal yang mengedepankan visi dan misi managemen dan pramusaji itu sendiri. Baik pramusaji ataupun manajemen harus secara berkesinambungan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mewujudkan  visi dan misi rumah sakit tersebut. Didunia rumah sakit modern khususnya dbidang makanan dan minuman pramusaji tidak hanya bertugas melayani proses penyajian makanan dan minuman saja (Fera, 2009).
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. ( Notoatmodjo, 1993).
Perilaku atau tingkah laku seseorang terjadi akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Artinya kedua belah pihak, baik individu maupun lingkungan sama-sama mempunyai peranan dan terjadinya mekanisme perilaku manusia (Notoatmodjo, 1993).
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui betapa pentingnya peranan pramusaji dalam pendistribusian  makanan di rumah sakit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana gambaran standar pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di RSUDZA Banda Aceh.


B.     Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalahnya adalah bagaimanakah perilaku pramusaji dan betapa penting peranan pramusaji dalam pendistribusian makanan di RSUDZA Banda Aceh.

C.    Tujuan penelitian
1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di RSUDZA Banda Aceh.

2.      Tujuan khusus
a.         Untuk mengetahui bagaimana prilaku pramusaji (mengucapkan salam, menyapa pasien, berbicara dengan pasien) pada saat pendistribusian makanan di RSUDZA Banda Aceh.
b.        Untuk mengetahui bagaimana tindakan pramusaji (mengetuk pintu, senyum dan mempersilahkan makan pasien) pada saat pendistribusian di RSUDZA Banda Aceh.

D.    Manfaat penelitian
1.         Bagi Instansi terkait
Diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi untuk penyempurnaan  prilaku  pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di instalasi gizi RSUDZA Banda Aceh.
2.         Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman dan informasi tentang gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di RSUDZA Banda Aceh.

E.     Keterbatasan penelitian
Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti hanya meneliti gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan selama 5 hari Di RSUDZA Banda Aceh.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengertian pramusaji
         Pramusaji adalah orang yang bertugas atau bekerja dalam bidang penyajian makanan dan minuman. Namun dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, pramusaji tidak hanya bertugas menyajikan makanan dan minuman kepada konsumen atau pasien dirumah sakit. Seorang pramusaji harus memiliki ketrampilan untuk menawarkan makanan dan minuman dan menjual produk tersebut sehingga menciptakan suatu produk bagi perusahaan. Barometer pengukur berhasil atau tidaknya pramusaji dalam melaksanakan tugasnya adalah kepuasan dari tamu yang dilanyan terhadap produk makanan dan minuman (Fera, 2009)

B.     Peranan pramusaji
Pramusaji memiliki peranan sebagai penyaji hidangan memang tugas pokok seorang pramusaji, namun  menyajikan secara benar dengan standar pelayanan yang telah ditentukan belum tentu dapat memberikan kepuasan pada tamu atau pasien  yang dilayani. Untuk itu, pramusaji harus benar-benar memahami dari hakikat pelayanan yang diberikan kepada tamu atau  pasien  serta aspek pendukung lainnya sehingga dapat memberikan kepuasan yang mengesankan kepada atau pasien dirumah sakit (Fera, 2009).

Menurut Fera, (2009) Dalam pelayanan, pramusaji memiliki 4 fungsi yaitu :
1.      Sebagai pemandu selera
Pramusaji menuntun tamu untuk mendapat kembali selera makannya, karena kadang kala ada tamu yang bingung akan makanan dan minuman yang akan dipesannya. Maka dalam hal ini, tugas pramusaji lah yang menawarkannya.
2.      Sebagai penyaji hidangan
Pramusaji dituntut untuk melayani pnyajian makanan dan minuman kepada para tamu, sesuai dengan standarisasi yang dimiliki oleh hotel itu sendiri yang dapat membuat tamu merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan itu.
3.      Sebagai data perusahaan
Pramusaji dalam hal ini perusahaan untuk menerima, melayani dan memberikan perhatian kepada para tamu yang dating, reputasi perusahaan sangat didukung oleh pramusaji yang telah memiliki sikap dan kepribadian yang baik sehingga secara keseluruhan pramusaji merupakan duta dari perusahaan itu.



4.      Sebagai seseorang waraniaga
Pramusaji selalu menjaga kekayaan perusahaan, efisien pramusaji juga harus bisa memperhatikan pelanggannya dan mendatangkan langanan baru bagi perusahaan itu.

C.    Hal mendasar yang harus dimiliki oleh seorang pramusaji.
Fera (2009), mengemukakan bahwa Seorang pramusaji yang berharap untuk maju harus memiliki beberapa standard lain, Pramusaji harus bisa menciptakan pelayanan yang baik dan menimbulkan kesan terhadap pelanggan. Standar tersebut adalah hal mendasar yang dimiliki oleh seorang pramusaji dan hal- hal dibawah ini bisa membantu seorang pramusaji mencapai standar sebagai seorang pramusaji yang profesional.
1.      Personal Hygiene
Hal ini sangat penting mengingat seorang pramusaji berhubungan langsung dengan tamu dan menangani pelayanan makanan dan minuman penanganan pelayanan tersebut membuat pramusaji harus dekat dengan tamu atau konsumen. Kesegaran  individu adalah hal yang paling penting. pramusaji dilarang bersandawa, batuk ataupun menghembuskan napas berdekatan dengan makanan atau  peralatan makanan selama dalam proses pelayanan dan penghidangan makanan.



2.      Disiplin Waktu
Hal ini sangat penting mengingat disiplin bisa mendorong pramusaji menjadi lebih profesional. Karena jika seorang pramusaji tidak disiplin dengan waktu, dan selalu terlambat dalam melakukan tugas secara berkala ataupun terus menerus ini menunjukkan kalau pramusaji tersebut menunjukkan kurang memiliki kinerja yang baik.

3.      Kepribadian
Seorang pramusaji harus cekatan, ramah, dan memiliki selera humor yang baik dan mampu menahan amarah. Pramusaji harus mampu berbaur dengan pelanggan/ tamu  dalam berbicara dan memiliki kemampuan untuk tersenyum di waktu dan tempat yang tepat. Dengan kemampuan  personality dan menjadikan hal ini sebagai atribut. Pramusaji bisa membantu menejemen karena kemampuan personality bisa menjadikan seorang pramusaji menjadi wiraniaga yang baik.

4.      Sikap Terhadap Tamu Pendekatan yang tepat kepada pelanggan adalah  hal yang paling penting, pramusaji tidak harus berlebihan tetapi lebih kepada mengantisipasi keinginan tamu dan keperluannya. Pramusaji harus benar- benar memperhatikan tamu. Pelayanan terhadap tamu diharuskan dilakukan dengan seksama dan penuh perhatian terlebih terhadap tamu yang sulit untuk di ajak berinteraksi saat proses pelayanan. Pramusaji diharapkan tidak berargument dengan tamu kecuali  untuk menenangkan keadaan Pada saat penanganan complant untuk menghindari ketegangan dalam kejadian complant, pramusaji harus berkoordinasi dengan kepala pelayanan/ head waiter ataupun langsung kepada manejemen.

D.    ETIKA
1.      Pengertian etika
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan ajaran moral. (Wikipedia, 2010).
2.      Peranan etika
Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima masyarakat (Wikipedia, 2010).







3.      Etika pramusaji
1.      Sopan dan ramah kepada siapa saja
2.      Memberi perhatian kepada orang lain
3.      Ingin membantu
4.      Memilki rasa toleransi
5.      Dapat menguasai diri
6.      Berbicara dengan wajar
7.      Tidak bersikap kasar
(Wikipedia, 2010).

E.     Sikap
1.      Pengertian sikap
Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan. Maka sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat (Admin, 2012).
2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap.
Admin (2012), mengemukakan bahwa Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

a.      Pengalaman pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
b.      Kebudayaan.
Menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
c.       Faktor emosi dalam diri
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang.






F.     PERILAKU
1.      Pengertian perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. ( Notoatmodjo, 2005).
2.      Klasifikasi perilaku
Menurut Notoatmodjo (2005), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a). Perilaku tertutup
Respon seseorang terhadap stimulusnya  dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas.
b). Perilaku terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dengan mudah dipelajari.

Menurut Notoatmodjo (2005) bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:
1.      Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar.
2.      Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar. Dalam hal ini lingkungan berperan dalam membentuk perilaku manusia yang ada di dalamnya. Sementara itu lingkungan terdiri dari, lingkungan pertama adalah lingkungan alam yang bersifat fisik dan akan mencetak perilaku manusia sesuai dengan sifat dan keadaaan alam tersebut. Sedangkan lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan perilaku manusia.
3.      Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, yakni berupa perbuatan atau action terhadap situasi atau rangsangan dari luar.

3.      Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan perilaku
Menurut Notoatmodjo (2005) faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan perilaku dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1.      Faktor internal
Faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Motivasi merupakan penggerak perilaku, hubungan antara kedua konstruksi ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai berikut:
a. Motivasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda.
b. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.
c. Penguatan positif menyebabkan satu perilaku tertentu cenderung untuk diulang kembali.
d. Kekuatan perilaku dapat melemah akibat dari perbuatan itu bersifat tidak menyenangkan.
2.      Faktor eksternal
Faktor-faktor yang berada diluar individu yang bersangkutan yang meliputi objek, orang, kelompok dan hasil-hasil kebudayaan yang disajikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya.

G.    TINDAKAN
1.      Pengertian tindakan
Tindakan atau praktek adalah respon atau reaksi konkret seseorang terhadap stimulus atau objek. Respon ini sudah dalam bentuk tindakan (action) yang melibatkan aspek psikomotor atau seseorang telah mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapi ( Notoatmodjo, 2005)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk terbentuknya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2005), Adapun tingkatan-tingkatan dalam tindakan atau praktek adalah:
1.      Persepsi.
Yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2.      Respon terpimpin
Yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.
3.      Mekanisme
Yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4.      Adopsi
Yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

BAB III
KERANGKA PENELITIAN

A.    Keranga Teori Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di Instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh. Secara konseptual hal ini tersebut dapat di gambarkan pada skema berikut ini:
Tindakan  pramusaji
Sikap pramusaji
Prilaku pramusaji
Pengetahuan  pramusaji
 







( Notoatmodjo, 2005)


Gambar 1. Kerangka Teori Peneliti.


B.     Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana tata cara pramusaji dalam menyajikan makanan di Instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh. Secara konseptual hal ini tersebut dapat digambarkan pada skema berikut ini
 Prilaku pramusaji
Tindakan  baik dan tidak baik


 




Gambar 2. Kerangka konsep peneliti

No
Variabel
Definisi Operasional
Alat ukur
Cara ukur
Skala ukur
1
Prilaku pramusaji
Tindakan pramusaji yang sifatnya dapat diamati, bisa digambarkan dan dicatat dalam menyajikan makanan kepada pasien (Notoadmodjo, 2005).
Pengamatan
(observasi)
Baik     :  80 %
Cukup : 60 79%
Kurang  : < 60 %.


Ordinal

2
Tindakan baik dan tidak baik
Suatu tindakan yang dilakukan oleh pramusaji (Notoadmodjo, 2005).
Pengamatan (observasi)
Baik     :  80 %
Cukup : 60 79%
Kurang  : < 60 %.
Ordinal

C.  Definisi Operasional



BAB IV
METODE PENELITIAN

A.      Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yaitu gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan  Di RSUDZA Banda Aceh

B.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di instalasi gizi RSUDZA Banda Aceh pada tanggal  14- 18  April 2014.

C.        Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 16 orang pramusaji Di Instalasi Gizi RSUDZA Banda Aceh..

D.      Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terhadap objek penelitian dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk form ceklist.





E.        Pengolahan Data
1.         Prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan

              % score = 
Keterangan :
Baik      :  80 %
Cukup   : 60 79 %
Kurang  : < 60 %.

Analisis data diolah secara deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik subjek penelitian dan prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan disajikan dalam bentuk tabular dan tekstular.










BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil  dan Pembahasan
RSUDZA terletak di jalan tgk daud beureueh no.108 banda aceh. Instalasi gizi merupakan instalasi penunjang medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh terletak bersebelahan dengan ruang farmasi dan instalasi laundry. Dalam manajemen system penyelenggaraan makanan, instalasi gizi ini menggunakan system pengolahan semi outsourcing yaitu pengelolaan makanan oleh catering luar yang tidak ada hubungannya dengan RSUDZA. Namun pengadaan fasilitas dapur menjadi tanggung jawab RSUDZA Banda Aceh.
Katering mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pelayanan gizi pasien berdasarkan kebijakan dari direktur dan instalasi gizi runah sakit. Katering ini melayani kebutuhan pasien dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja. Metode yang diterapkan meliputi pembagian jadwal kerja, uraian pekerjaan dan lamanya jadwal kerja. Pekerjaan karyawan katering telah diatur dalam uraian tugas dan tanggung jawab yang telah disusun. Hal ini diharapkan dapat memudahhkan setiap karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Jenis makanan yang dihidangkan meliputi makanan diet, menu pilihan dan makanan selingan diet bagi pasien. Makanan yang dihidangkan untuk pasien sudah memenuhi standar porsi secara tertulis. Makanan yang dihidangkan untuk pasien sudah memenuhi standar porsi tertulis. 
Pramusaji makanan di instalasi Gizi RSUDZA Banda Aceh terdiri dari 16 orang. Tingkatan pendidikan pramusaji yaitu SMA sampai sarjana. Semua tenaga pramusaji berjenis kelamin laki-laki. Pendistribusian makanan kepada pasien dilakukan pada  pagi  jam 07.00 WIB, siang jam 12.00 WIB  dan sore jam 16.30 WIB.
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan makanan yang dilakukan di instalasi Gizi RSUDZA Banda Aceh adalah pendistribusian  makanan. Dimana pada saat pendistribusian para pramusaji mengatur makanan yang telah disajikan ke trolly yang telah disediakan agar bisa disajikan kepada pasien. Lalu makanan dibawa keruangan pasien oleh pramusaji.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang prilaku pramusaji yang bekerja di instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh diperoleh hasil sebagai berikut :
Table 1. Gambaran Prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di RSUDZA Banda Aceh tahun 2014
No
Prilaku
Pramusaji
Persentase (%)
1.
Baik
7
43,8 %
2.
Cukup
6
37,5  %
3.
Kurang
3
18,7 %
                                                            16                        100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan di Instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh, bahwa dari 16 orang pramusaji, 7 orang pramusaji sudah melakukan prilaku yang baik terhadap menyajikan makanan kepada pasien dengan nilai ≥80 % dikatagorikan dengan baik, yaitu mengucapkan salam, mengetuk pintu, senyum, mempersilahkan makan, dan berbicara kepada pasien. 6 orang pramusaji sudah melakukan perilaku yang cukup terhadap menyajikan makanan kepada pasien dengan nilai 60-70 % dikatagorikan dengan cukup, sedangkan 3 orang pramusaji belum melakukan sepenuhnya prilaku dalam menyajikan makanan kepada pasien dengan nilai <60% dikatagorikan kurang, yaitu tidak mempersilahkan makan kepada pasien dan tidak  berbicara kepada pasien. Jadi prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum RSUDZA Banda Aceh sudah mencukupi namun belum mencapai target yang maksimal.
Pramusaji memiliki peranan sebagai penyaji hidangan memang tugas pokok seorang pramusaji, namun  menyajikan secara benar dengan standar pelayanan yang telah ditentukan belum tentu dapat memberikan kepuasan pada tamu atau pasien  yang dilayani. Untuk itu, pramusaji harus benar-benar memahami dari hakikat pelayanan yang diberikan kepada tamu atau  pasien  serta aspek pendukung lainnya sehingga dapat memberikan kepuasan yang mengesankan kepada atau pasien dirumah sakit (Fera, 2009).
Dalam pelayanan, pramusaji memiliki barbagai fungsi yaitu Sebagai pemandu selera, Sebagai penyaji hidangan. Pramusaji menuntun pasien untuk mendapat kembali selera makannya, Pramusaji dituntut untuk melayani penyajian makanan kepada pasien, sesuai dengan standarisasi yang dimiliki oleh rumah sakit itu sendiri yang dapat membuat tamu merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan itu, Pramusaji dirumah sakit harus melayani dan memberikan perhatian kepada para pasien, reputasi rumah sakit sangat didukung oleh pramusaji yang telah memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
Seorang pramusaji harus cekatan, ramah, dan memiliki dan mampu menahan amarah. Pramusaji harus mampu berbaur dengan pasien dalam berbicara dan memiliki kemampuan untuk tersenyum di waktu dan tempat yang tepat (Fera, 2009).









BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
-          Perilaku pramusaji dalam mengucapkan salam, menyapa pasien pada saat pendistribusian makanan di RSUDZA Banda Aceh sudah tergolong baik dan mencukupi. Namun perilaku pramusaji pada saat berbicara dengan pasien belum tergolong mencukupi karena hanya 5 orang dari 16 orang pramusaji yang melakukannya.
-          Tindakan pramusaji dalam mengetuk pintu, senyum pada saat pendistribusian makanan di RSUDZA Banda Aceh sudah tergolong baik dan mencukupi. Namun perilaku pramusaji pada saat mempersilahkan makan pasien belum tergolong mencukupi karena hanya 5 orang dari 16 orang pramusaji yang melakukannya.

B.     Saran
Perlu penambahan pengetahuan tenaga pramusaji melalui pelatihan dan penyegaran pelayanan makanan kepada pasien agar kedepannya lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA

Depkes , RI, 2010, Pedoman PGRS: pelayanan Gizi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI.    Jakarta.

Admin, 2012. Sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, Dunia psikologi



Wikipedia. 2010. Etika dan peranannya.


Fera, riska, 2009. pelayanan pramusaji dalam meningkatkan kenyamanan para tamu. Yogyakarta

Notoatmodjo., 2005. Promosi kesehatan dan ilmu prilaku, Pt rinekacita, Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS