L'Efforts est ma force

Ria Yuni Astika. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Proposal PBL BAB 1

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, udah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih.
Kemenkes menerangkan, prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia masih sebesar 17,9 % dan stunting masih 35,6 % (Riskesdas, 2010). Di samping itu, diperkirakan 14,2% balita di Indonesia mengalami gizi lebih dan kegemukan (obesitas). Bahkan, pada kelompok dewasa, prevalensi gizi lebih telah mencapai 21%. (Depkes, 2013).
Penduduk Indonesia yang berstatus gemuk, menurut data Riskesdas 2010 adalah sebagai berikut: balita 14 persen, anak usia 6–12 tahun sebanyak 9,2 persen, anak usia 13–15 tahun 2,5%, anak usia 16–18 tahun 1,4%, dan dewasa lebih dari 18 tahun sebanyak 21,7%. Jika sebelumnya masyarakat golongan kelas menengah identik dengan berbadan subur, kini dalam masa peralihan, kelebihan berat badan justru diderita masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
Penderita gizi buruk di Aceh, mengalami peningkatan 11,3% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Pada Tahun 2011 lalu, anak Aceh kekurangan gizi hanya 38,9 %, namun pada tahun 2012 naik menjadi 44 %. Demikian ungkap Koordinator Suak Aceh, T. Neta Firdaus, pada situs JPNN.com ( Jaringan Berita Terluas di Indonesia), Kamis (15/11).Berdasarkan hasil riset Riskesda tahun 2007 kasus obesitas di propinsi Aceh, laki-laki 11,9% dan perempuan 20,9%.
Berdasarkan data yang ada, dari 200 ribu balita Aceh, kini menghadapi masalah gizi buruk.Sebagian besar diantaranya sudah sampai pada tahap yang semakin mengkhawatirkan.“Artinya, kalau masalah ini tidak segera ditanggulangi, maka akan banyak balita di Aceh yang tumbuh bodoh dengan ancaman kehabisan generasi di masa mendatang,” ungkap Suak Aceh.
Kabupaten Pidie, hanya 33 % (dari sampel yang di ambil) yang berperilaku PHBS. Kecamatan yang masyarakatnya berperilaku PHBS tinggi adalah Kecamatan Kota Sigli (87,14 %), sedangkan kecamatan yang masyarakatnya berperilaku PHBS rendah (2,86 %) adalah kecamatan Glumpang Baro.
Selain masalah kekurangan gizi, perhatian dunia juga tertuju pada masalah stunting (pendek) anak Balita. Pada tahun 2007, 36,8% Balita Indonesia tergolong stunting. Tahun 2010, kondisi membaik menjadi 35,6%.
Kemenkes juga menyampaikan, tantangan besar dalam hal stunting adalah adanya korelasi yang kuat antara pendapatan dengan prevalensi stunting. Pada keluarga kaya ada 26,9% anak Balita stunting sedangkan pada keluarga miskin jumlahnya hampir 2 kali lipat yaitu 47%. 
Kabupaten Pidie merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh dimana masih tingginya masyarakat yang menderita gizi Buruk, dan hal ini sangat berpengaruh dalam hidup seseorang, karena dengan menderitanya gizi buruk, akan membawa pengaruh yang sangat fatal kedepan dalam kehidupan seseorang, dan ekonomi menjadi salah satu latar belakang pengaruhnya tehadap gizi buruk.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.

B.  Tujuan Pengumpulan Data Dasar Gizi Kesehatan
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui permasalahan serta faktor-faktor  yang berhubungan dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
2.    Tujuan Khusus
a.         Untuk mengetahui permasalahan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
b.        Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga .
c.         Untuk mengetahui hubungan pendapatan dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga .
d.        Untuk mengetahui hubungan penyakit infeksi dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
e.         Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan status gizi pada pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga .
f.         Untuk mengetahui hubungan sikap tentang gizi dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
g.        Untuk mengetahui hubungan tindakan tentang gizi dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
h.        Untuk mengetahui hubungan asupan dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
i.          Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
j.          Untuk mengetahui hubungan pelayanan gizi dan kesehatan balita di posyandu dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.

C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada di latar belakang di atas, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut : “Permasalahan apa sajakah yang terjadi serta faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga ? “

D.  Hipotesa
1.         Ada hubungan permasalahan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
2.         Ada hubungan pendidikan dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
3.         Ada hubungan pendapatan dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
4.         Ada hubungan penyakit infeksi dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
5.         Ada hubungan pengetahuan dengan status gizi pada pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
6.         Ada hubungan sikap tentang gizi dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
7.         Ada hubungan tindakan tentang gizi dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
8.         Ada hubungan asupan dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
9.         Ada hubungan pola konsumsi dengan status gizi pada balita, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
10.     Ada hubungan pelayanan gizi dan kesehatan balita di posyandu dengan status gizi pada balita di Kabupaten Pidie Kecamatan Muara Tiga.
















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS